Di Balik Cerita

Tadi pagi di sebuah bandara,
dia bersamaku bertanya,
kenapa kau tak bersama bersuka,
toh adikku datang juga,
dan alasan bisa apa saja.

Lalu digenggamnya kamera,
dan dia berfoto aku dan dia,
mau dikirim pada mu katanya,
agar terasa semua bersama,
di bandara itu.
Seolah kau, aku dan dia bersama

Lantas disadarinya kau tak bisa dia sapa,
dia bertanya kenapa,
kesedihan jelas menggantung pada raut mukanya.
Jika kau dan aku tak bisa lagi berkata kata,
tetap saja kita semua keluarga.
Karena keluarga bukan dimana kita dilahirkan.
Tapi pada siapa kita saling memperhatikan.

Tahukah kau,
raut sedih nya bisa jadi seperti yang kau rasa,
seperti berdiri di luar pagar.
Karena bisa jadi intinya bukan di dalam atau di luar pagar.
Karena semua akan merasa di luar jika dilihat dari sebelah sana,
jika ada pagar.

Kemudian aku sadari
sejelas jelasnya kusadari.
Kau bagian dari kami.
Kau adalah kita.



Denpasar 25 Agustus,
pada saatnya kita sungguh menjadi kita, dan aku menantikannya.
tahukah kamu dia jadi kehilangan selera untuk bertemu semua kawan karena sedih itu?