Jalan
Malam ini bersama kawan kawan.
Terkepung musik berdentum.
Liuk tubuh.
Asap tembakau.
Kuingat kau.
Seperti kemarin kemarin.
Kuingat kau.
Dari semua gemulai tubuh itu.
Semua wajah itu.
Kenapa hanya kulihat wajahmu.
Dan cintamu yang menenggelamkanku
dalam tegukan tegukan
yang memabukkan.
Kalau toh ini neraka kenapa terasa indah.
Tapi jika ini surga kenapa menderita.
Tuhan,
beri setitik jalan.
Jakarta, 9 Agustus, tenggelam dalam kenangan.
Komentar
Posting Komentar