Antologi Purba 2
Koleksi lain dari masa lalu. Disusun tidak kronologis.
Malam Sayang
jkt, 18 Des 17
painting by Piet Mondrian
Maling Yang Berdosa
Seorang maling masuk rumah.
Didapatinya TV yang mau dicurinya
sudah dicuri maling sebelumnya.
Rejeki ngga kemana.
Maling tepekur merasa berdosa.
Mendapati dirinya mengancam rejeki
maling sebelumnya.
Rejeki ada alamatnya
Kudus 12 Des 2017
Bumi Datar
Bumi Datar
Nasi
hambar
Kopi
hambar
Kue pancong
hambar
Surabi hangat dengan keju meleleh
hambar
Whatsapp sekumpulan orang gila
hambar
Masih serasa ditampar.
Dan sejak saat itu,
aku yakin bumi itu datar.
Bdg, 10 Des 17
Seonggok Pagi
Seonggok Pagi
Pagi yang suram
Bahkan matahari tak sudi
Menampakan mukanya
Langit menahan air matanya
Menggenang
pada awan-awan abu abu
Pagi yang sungguh buram
Angin berhenti dan pucat
Bahkan burung-burung bernada minor
Udara terasa berat terkesiap menahan nafas
Menunggu harapan yang menemui ajalnya
Kadang tumbuh tunas dari abu
Kadang hanya meluruh dan hilang
Gumpalan waktu dari masa lalu
Tak sesiapa yang mengenang
Kadang alam lah yang menentukan
Harapan mana yang hidup
Dan harapan mana yang mesti mati.
Malam Sayang
Selamat malam sayang.
Lalu sudah malam malam bimbang.
Remuk redam.
Seperti mimpi yang terputus.
Bangun termangu dalam pengandaian
akhir mimpi yang dibuat-buat.
Selamat malam sayang
Rantai mimpi berkepanjangan,
Bagai deretan awan yang hilang
sehabis hujan.
Seperti meninggalkan karat,
lumpur, dan radang
yang mencekik tenggorokan.
Dalam-dalam.
Di hatiku onggokan itu mendekam.
Jkt, 14 12 17 tepat jam 00
Sajak Satu Bait
Sajak Satu Bait
Pecah sudah tumpah ruah.
Semua yang kutahu tentang kita salah.
Tak jelas mana yang nyata,
dan mana yang pura-pura.
Entah pernah ada.
Atau tak pernah nyata.
bandara soetta, 13 12 17
Aku Berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…….!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal ………….!!
Selamat tinggal …………….!
Doa Pagi Pada Tuhan Yang Penyayang
Ya Tuhan
Ampunilah hambamu
yang rapuh
yang memohon kepadamu
kekuatan menyambung hidup hari ini
walau tanpa senyumnya
atau tatap matanya
yang seperti gemintang tadi malam
yang tanganku tak mampu
menggapainya.
Ya Tuhan
Sayangilah hambamu ini
yang menyayangi hambamu
yang menyayangi hambamu
yang lain lagi.
Dan berkahilah pagi ini
seperti kau memberkahi
semua yang melata
semua yang terbang
dan semua yang patah hati
Aamiin
jkt, 18 Des 17
Terbakar
Tegak macam mana,
Jika tapak kaki tak memijak bumi
Dan punggung menahan langit
Sementara hati terbakar matahari
senyumnya entah untuk siapa.
Dan bara memerah di langit senja
Membenamkan matahari terkapar kepada malam
yang pekatnya seperti gelapnya mataku
yang betah memandangi kerling
matanya yang entah buat siapa.
Komentar
Posting Komentar