Antologi Purba 2

Koleksi lain dari masa lalu. Disusun tidak kronologis.
painting by Piet Mondrian




Maling Yang Berdosa

Seorang maling masuk rumah.
Didapatinya TV yang mau dicurinya
sudah dicuri maling sebelumnya.

Rejeki ngga kemana.

Maling tepekur merasa berdosa.
Mendapati dirinya mengancam rejeki
maling sebelumnya.

Rejeki ada alamatnya

Kudus 12 Des 2017



Bumi Datar

Nasi 
hambar
Kopi
hambar
Kue pancong
hambar
Surabi hangat dengan keju meleleh
hambar
Whatsapp sekumpulan orang gila
hambar

Masih serasa ditampar.
Dan sejak saat itu,
aku yakin bumi itu datar.


Bdg, 10 Des 17



Seonggok Pagi

Pagi yang suram
Bahkan matahari tak sudi
Menampakan mukanya
Langit menahan air matanya
Menggenang 
pada awan-awan abu abu
Pagi yang sungguh buram

Angin berhenti dan pucat
Bahkan burung-burung bernada minor
Udara terasa berat terkesiap menahan nafas
Menunggu harapan yang menemui ajalnya

Kadang tumbuh tunas dari abu
Kadang hanya meluruh dan hilang
Gumpalan waktu dari masa lalu
Tak sesiapa yang mengenang
Kadang alam lah yang menentukan
Harapan mana yang hidup

Dan harapan mana yang mesti mati.




Malam Sayang

Selamat malam sayang.
Lalu sudah malam malam bimbang.
Remuk redam.

Seperti mimpi yang terputus.
Bangun termangu dalam pengandaian
akhir mimpi yang dibuat-buat.

Selamat malam sayang
Rantai mimpi berkepanjangan,
Bagai deretan awan yang hilang 
sehabis hujan.

Seperti meninggalkan karat,
lumpur, dan radang 
yang mencekik tenggorokan.
Dalam-dalam.
Di hatiku onggokan itu mendekam.


Jkt, 14 12 17 tepat jam 00


Sajak Satu Bait

Pecah sudah tumpah ruah.
Semua yang kutahu tentang kita salah.
Tak jelas mana yang nyata,
dan mana yang pura-pura.
Entah pernah ada.
Atau tak pernah nyata.


bandara soetta, 13 12 17


Aku Berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa punya ?
Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…….!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal ………….!!
Selamat tinggal …………….!



Doa Pagi Pada Tuhan Yang Penyayang

Ya Tuhan
Ampunilah hambamu
yang rapuh
yang memohon kepadamu
kekuatan menyambung hidup hari ini
walau tanpa senyumnya
atau tatap matanya
yang seperti gemintang tadi malam
yang tanganku tak mampu
menggapainya.

Ya Tuhan
Sayangilah hambamu ini
yang menyayangi hambamu
yang menyayangi hambamu
yang lain lagi.
Dan berkahilah pagi ini
seperti kau memberkahi
semua yang melata
semua yang terbang
dan semua yang patah hati

Aamiin

jkt, 18 Des 17


Terbakar

Tegak macam mana,
Jika tapak kaki tak memijak bumi
Dan punggung menahan langit
Sementara hati terbakar matahari
senyumnya entah untuk siapa.
Dan bara memerah di langit senja
Membenamkan matahari terkapar kepada malam
yang pekatnya seperti gelapnya mataku
yang betah memandangi kerling
matanya yang entah buat siapa.

Komentar

Postingan Populer