Cinta Yang Layak Dihidupi

painting Untitled (Fallen Angel) by Jean Basquiat



Aku tertawa.
Seorang kawan berkotbah tentang cinta.
Sementara seminggu sebelumnya.
Kawan yang lain bercerita
menerima khotbah sebaliknya
dengan motiv yang sama, atas nama cinta.
Betapa yang mencintainya buruk perangainya.
Dan tak pantas dicinta.
Cinta yang membenci.
Tapi toh katanya cinta membuat segalanya berbeda.

Lalu bagaimana dengan Helen of Troy?
Atau Ramayana?
Kematian Ferdinand dari Austria?
Semua duka atas nama cinta?
Atau kawan kita sendiri yang pintar berkhotbah tentang cinta,
yang menggambarkan yang lain
begitu buruk rupa.
Kadang seperti agama,
atau bahkan Tuhan,
Cinta digunakan untuk saling tikam
dan melempar kotoran?

Kawan,
kau berbakat untuk baik.
Berhentilah membuat teori,
yang kau tak pahami.
Karena pada akhirnya hidup bergerak sendiri.
Seperti riak gelombang
yang penuh gairah dan kejutan.
Hiduplah dalam hidup nyata mu itu.
Karena kesempurnaan bayanganmu itu,
tidak sempurna juga,
dan pasti bukan kau.
Karena hidup yang nyata lah yang layak dicintai.
Hidup yang seperti riak gelombang,
menghempas mendorong dan membanting.

Jadilah baik,
seperti adanya kau
seperti adanya kayu jati 
yang serat-serat nya tak perlu dicat lagi.

Aku rasa dengan begitu 
kita bisa mencinta 
apa-apa yang tak sempurna.
Karena mereka indah dalam dirinya.


Bandung 17 Sept 2018
apa gunanya mencintai hidup, yang bukan hidup?



Komentar

Postingan Populer