Sang Haji, Aku dan Awal Mula
Seorang kawan meminta,
untukku tak menyebut nama seseorang
nanti saat aku tiba di rumahnya
esok lusa.
Aku bertanya kenapa dia mencintainya?
Dia berkata,
semestinya kau sudah menduga
cinta tak dapat dijelaskan mengapa.
Dan tak sependapat aku tak bisa,
begitu nyatanya.
Lalu aku berkata padanya,
toh saat dia bertanya
apa yang kau cinta darinya,
kau akan coba menjelaskannya
sementara kau tau,
penjelasan tak bisa menjabarkannya.
Hanya untuk menyenangkan hatinya saja.
Dia tertawa.
Tak sependapat dia tak bisa,
karena begitu nyatanya.
Cinta memang gila.
Aku mencintai lesung di pipimu.
Tapi lesung pipi orang lain aku tak suka.
Hanya lesung pipimu saja.
Aku mencintai matamu,
jika ada mata yang serupa,
aku tak suka.
Hanya matamu saja.
Aku mencintai hidung mencuatmu,
tapi hidung mencuat orang lain aku tak suka.
Hanya hidung mencuatmu saja.
Kelihatannya,
yang masuk akal adalah
aku mencintaimu duluan.
Baru kemudian apa yang ada padamu
aku cinta juga.
Semua yang ada padamu itu
indah sendiri sendiri
atau semuanya sekaligus.
tapi jika semua itu ada pada orang lain,
tak seindah saat semua itu ada padamu.
Mungkin itu sebabnya,
kau tak punya kekurangan apa apa.
Karena di mataku segala tentang mu aku suka.
Lantas,
siapa yang mesti bertanggungjawab,
memunculkan cinta ini di awal mulanya?
Jakarta, 30 Okt 2018
Aku cinta kau seperti bernafas, terjadi begitu saja.
untukku tak menyebut nama seseorang
nanti saat aku tiba di rumahnya
esok lusa.
Aku bertanya kenapa dia mencintainya?
Dia berkata,
semestinya kau sudah menduga
cinta tak dapat dijelaskan mengapa.
Dan tak sependapat aku tak bisa,
begitu nyatanya.
Lalu aku berkata padanya,
toh saat dia bertanya
apa yang kau cinta darinya,
kau akan coba menjelaskannya
sementara kau tau,
penjelasan tak bisa menjabarkannya.
Hanya untuk menyenangkan hatinya saja.
Dia tertawa.
Tak sependapat dia tak bisa,
karena begitu nyatanya.
Cinta memang gila.
Aku mencintai lesung di pipimu.
Tapi lesung pipi orang lain aku tak suka.
Hanya lesung pipimu saja.
Aku mencintai matamu,
jika ada mata yang serupa,
aku tak suka.
Hanya matamu saja.
Aku mencintai hidung mencuatmu,
tapi hidung mencuat orang lain aku tak suka.
Hanya hidung mencuatmu saja.
Kelihatannya,
yang masuk akal adalah
aku mencintaimu duluan.
Baru kemudian apa yang ada padamu
aku cinta juga.
Semua yang ada padamu itu
indah sendiri sendiri
atau semuanya sekaligus.
tapi jika semua itu ada pada orang lain,
tak seindah saat semua itu ada padamu.
Mungkin itu sebabnya,
kau tak punya kekurangan apa apa.
Karena di mataku segala tentang mu aku suka.
Lantas,
siapa yang mesti bertanggungjawab,
memunculkan cinta ini di awal mulanya?
Jakarta, 30 Okt 2018
Aku cinta kau seperti bernafas, terjadi begitu saja.
Komentar
Posting Komentar